Melayani Tuhan atau melayani yang lain?
Kita sering mahu diperhatikan sebagai seseorang yang melayani Tuhan. Juga kita mahu di lihat sibuk dengan berbagai aktifitas pelayanan. Tetapi tepatkah ukuran itu? Kesibukan melayani tidak harus di samakan dengan keberkesanan melayani Tuhan Yesus. Kesibukan melayani tidak bermakna kita lebih ke depan dan lebih maju. Sebagai contoh, sesetengah dari kita di lihat pelayanan ke sini dan ke sana. Tetapi adakah Tuhan kita semakin besar dan kita semakin kecil. Adakah orang-orang di sekitar kita bisa melihat atau merasakan peribadi Yesus di dalam diri kita atau melalui diri kita? Kita harus menjadi contoh peribadi Tuhan Yesus itu sendiri, iaitu hidup untuk melayani dan bukan melayani untuk hidup, seperti yang sering di perkatakan Pak Halomoan dalam group PKF. Selidiklah alasan kita unutk melayani. Apakah kita melayani dengan berbekalkan daya tenaga kita sendiri dan bukan berlandaskan kepada penebusan Yesus Kristus. Seharusnya , kita harus berbekalkan kepada “Divine strength” atau kemampuan ilahi yang diberikan kepada kita oleh Tuhan Yesus. Semak dan periksa kembali , nadi pelayanan kita, adakah titik kejayaan yang di kecapi itu berpusatkan kepada kayu salib tersebut? Perbedaannya kerap tampak tipis, di antara idea kita atau idea dari Tuhan. Idea yang bagus tidak semestinya idea dari Tuhan Yesus. Dengan itu, kita harus mengujinya supaya kita tidak terpesong dari landasan yang mahu Tuhan Yesus kita lakukan. Tanpa di sedari, egois kita yang membuat setengah kita tampak success, membuat kita lari lebih cepat dari waktu Tuhan Yesus. Harus di ingat, waktu Tuhan beda dengan waktu kita, Tuhan tidak pernah lambat. Tetapi kita harus ikut rentak Tuhan dan bukan rentak pelayanan kita. Setiap dari kita mempunyai kecendorongan cara melayani kita sendiri, tidak salah dengan itu, tetapi pokoknya kadang-kadang kita harus lebih peka dengan kesempatan yang di tempatkan Tuhan di depan kita dengan jiwa-jiwa yang mahu di jangkau.Adakah kita akan mentaati Tuhan dengan bisikannya di sanubari kita? Atau kita hanya akan bertindak seiring dengan apa yang kita biasa lakukan? Adakalanya kita tersungkur karena doa kita yang hampa, iaitu kita kehilangan deria mendengar dan melihat secara rohani pencaturan Tuhan Yesus. Harus di ingat, kita melawan musuh yang tidak kelihatan, bukan orang-orang tertentu tetapi roh di belakang orang tersebut. Harus kita di bekali dengan keintiman dengan Tuhan Yesus, yang menjadi tunjang kepada kejayaan pelayanan kita. Sebagai murid Yesus, arah tujuan kita di bentuk oleh Tuhan untuk melahirkan orang-orang seperti Yesus menerusi acuan kita. Kita tidak berhak untuk memutuskan di mana kita seharusnya di tempatkan, karena Tuhan tahu mengatur dengan waktu dan ketetapan-Nya yang tersendiri. Kita sebagai murid-Nya harus akur dan mentaati perintah-Nya karena rencana-Nya tidak pernah gagal jika kita mengikuti pedoman kompas-Nya yang sentiasa memberikan kita kemenangan. Marilah kita mentaati segala yang di perintahkan Tuhan walaupun mungkin kelihatannya remeh. Kita hidup mengenapi Firman-Nya dalam kehidupan ini tanpa menanya kenapa begitu ya atau kenapa begini ya. Karena Tuhan tahu membantu kita dengan cara-Nya yang tersendiri dan yang tidak kita sangkakan sekali. Itulah yang kita dapat rumuskan dan kesimpulannya dalam melayani dengan mengikut telunjuk-Nya yang tidak mungkin silap. Selamat melayani dengan bimbingan Ilahi dan wibawa sorgawi. Amin. From the desk of Joshua Tan
0 Comments
|
AuthorJoshua Tan Archives
October 2021
Categories |
joshuatan2u