Karya Salib dalam kita
Karya salib harus bergema dalam batin kita. Kematian daging-manusia lama kita harus menjadi keutamaan dalam kehidupan kita selepas menerima Yesus Kristus dalam diri kita. Penguburan kehidupan yang lama harus menjadi nyata dan di gantikan dengan bentuk pemikiran yang baru dalam diri kita. Roma 6:4, “Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sifat kedagingan kita harus disalibkan sementara masih ada waktu.Kita harus memikul salib dan sangkal diri. Tidak ada cara yang lain untuk membentuk peribadi kita supaya seperti peribadi Yesus .Bukan lagi aku yang hidup tetapi Kristus yang hidup di dalam Aku. Sebenarnya, perbedaannya memang tipis. Samada keputusan kita itu adalah dari Tuhan , atau diri kita. Kita harus melihat masalah ataupun pengumuman dari sudut pandang Tuhan. Kerana lebih parah lagi kalau kita melihat atau pengumulan dari sudut pandang Iblis, kita akan letih-lesu, tidak berkemenangan, tidak damai sejahtera, kehilangan suka-cita. Padahal kita berasa sudah hidup dalam Yesus, sudah melayani Tuhan, tetapi tetap sering tidak berkemenangan. Supaya tidak untuk menyenangkan kedagingan kita, marilah kita dengan kerendahan hati untuk membuka hati untuk di koreksi oleh Tuhan Yesus dan mengizinkan Dia berbicara pada kita, menunjukkan yang mana segi-segi kehidupan yang masih harus di ubah. Pada hakikatnya, masih ramai dari kita yang masih belum disalibkan(kematian daging). Betapa ramai di antara kita yang mengharapkan Yesus Kristus memuaskan dahaga kita, padahal kita seharusnya memuskan dahaganya. Kita seharusnya mencurahkan kehidupan kita untuk melayani Dia dan bukannya untuk memanfaatkan Dia untuk memuaskan kita. Kita harus berwaspada supaya apapun yang menyaningi kesetiaan kita kepada Yesus Kristus. Saingan terbesar dari pengabdian sejati kepada YESUS KRISTUS adalah pelayanan yang kita lakukan untuk Dia. Dengan mengandakan Yesus Kristus sepenuhnya, dan bukan bersandakan kemampuan diri kita, mahupun dari sudut pendidikan, status social kita dan harta benda kita. Kejayaan untuk mengadikan sepenuhnya kepada diri Yesus bergantung kepada sejauh manakah pertalian kita dengan Dia. Keintiman dengan Dia menjadi pengukur yang boleh di jadikan landasan yang kukuh. Dengan mengambil sikap yang rendah hati, dan tidak mahu mendapat perhatian kerana Dia harus lebih besar dan kita semakin kecil. Pelayanan yang tulus tanpa mahu di lihat mencuri kemulian Tuhan adalah factor penyumbang kepada kesuksesan kita untuk lebih mirip dengan Yesus Kristus. Bukan mudah untuk menjadi murid Yesus, tetapi Dia akan memampukan kita jika kita benar-benar mahu mengikut jejak langkah Yesus Kristus lebih kurang 2,000 tahun yang lampau. Tuhan Yesus lebih mementingkan karakter kita daripada kesuksesan duniawi. Jika kita mahu merdeka dari tabiat-tabiat buruk kita yang belum dapat di bending, harus ada semangat yang cekal dan beriman seperti murid-murid Yesus ketika zaman Yesus berjalan diatas bumi. Saya berdoa agar nama kita akan terdaftar di Buku Kehidupan dan kita akan memerintah bersama Dia semasa seribu tahun kelak. Wahyu 20:6, “Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu . Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.”
0 Comments
|
AuthorJoshua Tan Archives
October 2021
Categories |
joshuatan2u